Facebook Twitter Google RSS

Kamis, 01 Desember 2011

Spongebob Merusak Otak Anak???!!


Who live in a pinneapple and under the sea…..??
Spongebob squarepants…!!!

sepertinya kita sudah akrab dengan lagu itu tiap pagi hari dan sore hari, di salah satu stasiun tv swasta Indonesia,
tokoh berwujud kotak segi empat berwarna kuning dengan senyum menawan dan tampang polos, mampu menghipnotis anak-anak menjadi suka dan mengidolakanya.
Namun, apakah benar tokoh itu benar benar ada dan patut untuk diidolakan dan dicontoh?? ternyata nggak.
Ada satu hasil penelitian di Amerika mengungkapkan ” Hasil tes anak-anak yang menonton kartun produksi Nickelodeon itu jauh lebih buruk ketimbang mereka yang tidak menonton film tersebut.”
nAH LHO….sekarang gimana dengan anak-anak Indonesia?? hmm
Okelha, kita baca penjelasannya, langsung dari berita Paman Sam
Studi terbaru menunjukkan, si Busa Kotak itu bisa merusak otak anak-anak berusia empat tahun!
Hanya dengan menyaksikan kartun itu selama sembilan menit, konsentrasi anak-anak dalam usia tersebut dapat terganggu. Bahkan, efek lainnya juga menyebabkan gangguan belajar.
Persoalan itu mencuat usai dilakukannya studi terhadap 60 anak. Mereka dipilih secara acak untuk menyaksikan SpongeBob, kartun Caillou, dan ditugasi menggambar.
Sembilan menit kemudian, anak-anak tersebut diwajibkan mengikuti tes fungsi otak. Hasil tes anak-anak yang menonton kartun produksi Nickelodeon itu jauh lebih buruk ketimbang mereka yang tidak menonton film tersebut.
Hasil studi terbaru ini menunjukkan, persoalan langsung muncul dalam waktu tidak lama setelah menonton suatu program. Untuk itu, orang tua diminta berhati-hati.
“Total waktu penayangan kartun (SpongeBob) itu sekitar 22 menit. Jadi, menonton tayangan sampai habis bisa berakibat lebih buruk,” jelas Dr Dimitri Christakis, ilmuwan yang meriset hal tersebut, Senin (12/9).
Menurut dia, meski studi dilakukan dalam skala kecil, datanya akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan, seorang spesialis perkembangan anak pada Seattle Children Hospital juga mempublikasikan hasil temuan itu dalam jurnal Pediatrics.
Christakis mengingatkan para orang tua agar jangan menyaring program tayangan saja, tapi juga berapa lama mereka menyaksikan acara tersebut.
Angeline Lillard, profesor psikologi dari University of Virginia yang memimpin riset tersebut mengatakan, SpongeBob hanya contoh dari beberapa film kartun yang digemari anak. Dia juga menemukan persoalan serupa saat anak-anak menonton kartun di luar SpongeBob.
Sementara itu, Juru Bicara Nickelodeon David Bittler membantah hasil riset tersebut dan mengatakan SpongeBob adalah untuk anak-anak berusia antara 6-11 tahun dan bukan empat tahun.

About Chuck


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Chuck →

0 comments: